Konektor dan Spesifikasinya
1. Binding Post
Binding
Post biasanya digunakan pada alat uji elektronik
sebagai akhir dari suatu kabel tunggal dan biasanya di temukan di speaker dan
audio amplifier atau peralatan elektronik lainnya.
Spesifikasinya :
Binding post berbentuk logam berulir dan
bagian atasnya diberi warna sebagai penanda terminal:- warna merah untuk terminal positif
- warna hitam untuk terminal negatif
- warna hijau untuk ground atau terminal bumi).
Gambar konstruksi binding
post
D-subminiature adalah jenis umum dari
suatu konektor. Konektor
ini pada umumnya digunakan pada suatu sistem komputer. D-subminiature memiliki 2 atau lebih
baris paralel pin atau socket yang dikelilingi oleh logam perisai yang
berbentuk huruf D
yang menyediakan dukungan mekanik, memastikan orientasi dengan benar, dan dapat menyaring terhadap interferensi
elektromagnetik.
Spesifikasinya :
- Memiliki 2 atau lebih baris parallel pin atau soket
- Dikelilingi oleh logam perisai yang berbentuk huruf D
- Bagian yang mengandung pin kontak disebut konektor steker
- Bagian yang mengandung soket kontak disebut konektor soket
Gambar konstruksi D-subminiature pin dan D-subminiature
soket
3. Euroblock
Euroblock adalah
jenis konektor terminal blok yang sering terlihat pada produk yang digunakan di
instalasi audio. Euroblock memiliki sepasang konektor yang membawa sinyal yang
sama dengan konektor XLR atau TRS. Euroblock tidak memerlukan solder untuk
membuat interkoneksi kabel, sebaliknya kawat dilucuti kemudian dimasukan ke
dalam slot konektor dan dikencangkan dengan bantuan obeng standar.
Spesifikasinya :
- Bahan yang digunakan adalah polimianida 6.6 bebas Halogen per UL 94v.
- Ujung konektor memiliki probe uji akses.
- Dapat digunakan pada lingkungan korosif karena memiliki lapisan timah dan nikel.
Gambar konstruksi euroblock
4. DIN
/ mini-DIN
DIN adalah konektor
listrik yang awalnya distandarisasi oleh Deutsches
Institut für Normung (DIN), organisasi
standar nasional Jerman. Ada standar DIN untuk sejumlah besar konektor oleh
karena itu istilah “konektor DIN”
tidak jelas mengidentifikasi jenis tertentu dari suatu konektor kecuali nomor
dokumen standar yang relevan dari DIN.
Spesifikasinya :
- Semua konektor laki-laki (colokan)
- Konektor ini memiliki diameter 13,2 mm
- Colokan terdiri dari rok logam perisai melingkar yang melindungi sejumlah pin bulat lurus.
Gambar konstruksi Din dan
mini-Din
5. Speaker
Spring Terminal
Speaker Spring Terminal adalah konektor listrik
yang sering digunakan untuk menghubungkan
komponen audio ke speaker atau amplifier. Terminal yang digunakan masing-masing
terhubung ke kabel pasangannya,
terminal positif mempunyai kode warna merah,
sedangkan
terminal negatif mempunyai kode warna hitam.
Terminal terdiri dari
logam pegas yang akan terbuka jika
tingkat level ditekan. Jenis terminal ini sangat populer karena tidak
memerlukan konektor khusus yang diterapkan pada ujung kawat. Terminal ini dapat
digunakan dengan berbagai alat pengukur kawat serta dengan baik inti padat atau
kabel terdampar.
Spesifikasinya :
- Berbentuk kotak dan mempunyai beberapa terminal
- Terminal positif (+) mempunyai warna merah
- Terminal negative (-) mempunyai warna hitam
Gambar konstruksi speaker
spring terminal
6. Speakon
Speakon adalah
suatu konektor yang digunakan dalam sistem audio profesional untuk menghubungkan speaker ke
penguat audio dan biasanya konektor ini dirancang dengan sistem penguncian.
Spesifikasinya :
- Mempunyai 2 pin
- Pin 1 untuk keluaran ke ground pada amplifier
- Pin 2 untuk keluaran ke positif (+) pada amplifier
7. Konfigurasi
speaker
1.
Sistem
2.0
Sistem
ini menggunakan 2 speaker yang diletakan di kanan dan kiri.
System Speaker 2.0 : 2
Speaker depan kiri – kanan
2.
Sistem
2.1
Sistem ini menggunakan
2 buah speaker dan ditambah 1 buah subwoofer untuk memproduksi frekuensi audio
bernada bass rendah yang diletakan
sesuai selera pengguna.
System Speaker 2.1 : 2 Speaker depan kiri – kanan, + 1 Subwoofer
System Speaker 2.1 : 2 Speaker depan kiri – kanan, + 1 Subwoofer
3.
Sistem
4.1
Sistem ini menggunakan
4 buah speaker dan ditambah 1 buah subwoofer untuk memproduksi frekuensi audio
bernada bass rendah. Susunan sistem ini biasanya 2 speaker berada di samping
kanan dan kiri serta 2 lagi diletakan menurut selera.
System Speaker 4.1 : 2 Speaker depan kiri – kanan ,+ 2 Speaker di belakang kiri – kanan, +1 Subwoofer
System Speaker 4.1 : 2 Speaker depan kiri – kanan ,+ 2 Speaker di belakang kiri – kanan, +1 Subwoofer
4.
Sistem
5.1
Sistem ini menggunakan
5 buah speaker dan ditambah 1 buah subwoofer untuk memproduksi frekuensi audio
bernada bass rendah. Susunan sistem ini sama dengan sistem sebelumnya dan
penyusunanya sesuai selera.
System Speaker 5.1: 2 Speaker depan kiri – kanan, +1 Speaker center depan, +2 Speaker belakang kiri – kanan, +1 Subwoofer
System Speaker 5.1: 2 Speaker depan kiri – kanan, +1 Speaker center depan, +2 Speaker belakang kiri – kanan, +1 Subwoofer
5.
Sistem
7.1
Sistem ini menggunakan
7 buah speaker dan ditambah 1 buah subwoofer untuk memproduksi frekuensi audio
bernada bass rendah.
System Speaker 7.1 : 2 Speaker depan kiri – kanan, +1 Speaker center depan, +2 Speaker di samping kiri – kanan, +2 Speaker di belakang kiri-kanan, +1 Subwoofer
System Speaker 7.1 : 2 Speaker depan kiri – kanan, +1 Speaker center depan, +2 Speaker di samping kiri – kanan, +2 Speaker di belakang kiri-kanan, +1 Subwoofer
Jenis Mikrofon dan Konektornya
Pada
dasarnya mikrofon berguna untuk mengubah gelombang suara menjadi getaran listrik
sinyal Analog, untuk selanjutnya diperkuat dan diolah sesuai dengan kebutuhan.
Pengolahan berikutnya dengan Power Amplifier dari suara yang berintensitas
rendah menjadi lebih keras dan terakhir diumpan ke speaker.
Jenis
Mikrofon
1. Mikrofon
karbon
Mikrofon
karbon adalah mikrofon yang terbuat dari sebuah diagram logam yang terletak
pada salah satu ujung kotak logam yang berbentuk silinder. Cara kerja mikrofon
ini berdasarkan resistansi variable, dimana terdapat sebuah penghubung yang
menghubungkan diafragma dengan butir-butir karbon di dalam mikrofon. Perubahan
getaran suara yang ada akan menyebabkan nilai resistansi juga berubah sehingga
mengakibatkan perubahan pada sinyal output mikrofon tersebut.
Gambar konstruksi mikrofon karbon
Gambar diagram mikrofon karbon
2. Mikrofon Reluktansi Variabel
Mikrofon
Reluktansi Variabel adalah mikrofon yang terbuat dari sebuah diafragma berbahan
magnetik. Cara kerjanya berdasarkan gerakan diafragma magnetik tersebut. Jika
tekanan udara dalam diafragma meningkat karena adanya getaran suara, maka celah
udara dalam rangkaian magnetik tersebut akan berkurang, akibatnya reluktansi
semakin berkurang dan menimbulkan perubahan-perubahan magnetik yang terpusat di
dalam struktur magnetik. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan perubahan
sinyal yang keluar dari mikrofon.
Gambar konstruksi mikrofon
reluktansi variabel
Gambar diagram mikrofon reluktansi variabel
3. Mikrofon kumparan bergerak
Mikrofon
Kumparan yang Bergerak adalah mikrofon yang terbuat dari kumparan induksi yang
digulungkan pada silinder yang berbahan non magnetik dan dilekatkan pada
diafragma, kemudian dipasang ke dalam celah udara suatu magnet permanen.
Sedangkan kawat-kawat penghubung listrik direkatkan pada diafragma yang terbuat
dari bahan non logam. Jika diafragma bergerak karena adanya gelombang suara
yang ditangkap, maka kumparan akan bergerak maju mundur di dalam medan magnet,
sehingga muncullah perubahan magnetik yang melewati kumparan dan menghasilkan
sinyal listrik.
Gambar konstruksi mikrofon kumparan
bergerak
Gambar diagram mikrofon kumparan bergerak
4. Mikrofon kapasitor
Mikrofon
Kapasitor adalah mikrofon yang terbuat dari sebuah diafragma berbahan logam,
digantungkan pada sebuah pelat logam statis dengan jarak sangat dekat, sehingga
keduanya terisolasi dan menyerupai bentuk sebuah kapasitor. Adanya getaran
suara mengakibatkan diafragma bergerak-gerak. Diafragma yang bergerak
menimbulkan adanya perubahan jarak pemisah antara diafragma dengan pelat statis
sehingga mengakibatkan berubahnya nilai kapasitansi.
Gambar konstruksi mikrofon kapasitor
Gambar diagram mikrofon kapasitor
5. Mikrofon elektret
Mikrofon
Elektret adalah jenis khusus mikrofon kapasitor yang telah memiliki sumber
muatan tersendiri sehingga tidak membutuhkan pencatu daya dari luar. Sumber
muatan berasal dari suatu alat penyimpan muatan yang terbuat dari bahan teflon.
Bahan teflon tersebut diproses sedemikian rupa sehingga mampu menangkap
muatan-muatan tetap dalam jumlah besar, kemudian mempertahankannya untuk waktu
yang tak terbatas. Lapisan tipis teflon dilekatkan pada pelat logam statis dan
mengandung muatan-muatan negatif dalam jumlah besar. Muatan-muatan tersebut
terperangkap pada satu sisi yang kemudian menimbulkan medan listrik pada celah
yang berbentuk kapasitor. Getaran suara yang ada mengubah tekanan udara di
dalamnya sehingga membuat jarak antara diafragma dan pelat logam statis juga
berubah-ubah. Akibatnya, nilai kapasitansi berubah dan tegangan terminal
mikrofon pun berubah.
Gambar konstruksi
mikrofon electret
Gambar diagram mikrofon elektret
6. Mikrofon piezoelektris
Mikrofon
Piezoelektris adalah mikrofon yang terbuat dari bahan kristal aktif. Bahan ini
dapat menimbulkan tegangan sendiri saat menangkap adanya getaran dari luar jadi
tidak membutuhkan pencatu daya. Cara kerjanya ialah kristal dipotong membentuk
suatu irisan pada bidang-bidang tertentu, kemudian dilekatkan pada elektrode
atau lempengan sehingga akan menunjukkan sifat-sifat piezoelektris. Kristal
akan berubah bentuk bila mendapatkan suatu tekanan sehingga akan terjadi
perpindahan muatan sesaat di dalam susunan kristal tersebut. Perpindahan muatan
mengakibatkan adanya perbedaan potensial di antara kedua pelat-pelat lempengan.
Uniknya, kristal tersebut dapat langsung menerima getaran suara tanpa harus
dibentuk menjadi sebuah diafragma, sehingga respon frekuensi yang diterima akan
lebih baik dari mikrofon lainnya walaupun tingkat keluarannya jauh lebih
rendah, yaitu kurang dari 1 mV.
Gambar
konstruksi mikrofon piezoelectric
Gambar diagram mikrofon piezoelectric
7. Mikrofon Pita
Mikrofon
Pita adalah mikrofon yang terbuat dari pita yang bersifat sangat sensitif dan
teliti. Cara kerja mikrofon ini berpedoman pada suatu pusat pita yaitu kertas
perak metal tipis yang digantungkan pada suatu medan magnet. Getaran suara yang
ditangkap menimbulkan terjadinya pergerakan pita. Gerakan tersebut
mengakibatkan berubahnya medan magnet yang kemudian menghasilkan sinyal
listrik. Oleh karena mikrofon pita pada awal kemunculannya merupakan mikrofon
yang dapat menampilkan suara paling alami, maka industri rekaman dan siaran
segera memanfaatkan mikrofon ini pada awal tahun 1930-an. Mikrofon ini tidak
memerlukan pencatu daya atau baterai dalam pengoperasiannya. Pertumbuhan besar
pada jenis mikrofon ini terlihat dari besarnya minat masyarakat pada rumah
perekaman yang menyediakan mikrofon pita dengan kualitas tinggi seperti
mikrofon buatan perusahaan.
Sumber :
http://smk2av.wordpress.com/2013/08/31/
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar