Senin, 15 September 2014

Macam-macam konektor, mikrofon, dan spesifikasinya



                                     Konektor dan Spesifikasinya

1. Binding Post
Binding Post biasanya digunakan pada alat uji elektronik sebagai akhir dari suatu kabel tunggal dan biasanya di temukan di speaker dan audio amplifier atau peralatan elektronik lainnya.

Spesifikasinya :
Binding post berbentuk logam berulir dan bagian atasnya diberi warna sebagai penanda terminal:
  • warna merah untuk terminal positif 
  • warna hitam untuk terminal negatif 
  • warna hijau untuk ground atau terminal bumi).

Gambar konstruksi binding post

2. D-subminiature
D-subminiature adalah jenis umum dari suatu konektor. Konektor ini pada umumnya digunakan pada suatu sistem komputer. D-subminiature memiliki 2 atau lebih baris paralel pin atau socket yang dikelilingi oleh logam perisai yang berbentuk huruf D yang menyediakan dukungan mekanik, memastikan orientasi dengan benar, dan dapat menyaring terhadap interferensi elektromagnetik.

Spesifikasinya :
  • Memiliki 2 atau lebih baris parallel pin atau soket 
  • Dikelilingi oleh logam perisai yang berbentuk huruf  D 
  • Bagian yang mengandung pin kontak disebut konektor steker 
  • Bagian yang mengandung soket kontak disebut konektor soket


Gambar konstruksi D-subminiature pin dan D-subminiature soket
3. Euroblock
Euroblock adalah jenis konektor terminal blok yang sering terlihat pada produk yang digunakan di instalasi audio. Euroblock memiliki sepasang konektor yang membawa sinyal yang sama dengan konektor XLR atau TRS. Euroblock tidak memerlukan solder untuk membuat interkoneksi kabel, sebaliknya kawat dilucuti kemudian dimasukan ke dalam slot konektor dan dikencangkan dengan bantuan obeng standar.

Spesifikasinya :
  • Bahan yang digunakan adalah polimianida 6.6 bebas Halogen per UL 94v. 
  • Ujung konektor memiliki probe uji akses. 
  • Dapat digunakan pada lingkungan korosif karena memiliki lapisan timah dan nikel.

Gambar konstruksi euroblock

4. DIN / mini-DIN
DIN adalah konektor listrik yang awalnya distandarisasi oleh Deutsches Institut für Normung (DIN), organisasi standar nasional Jerman. Ada standar DIN untuk sejumlah besar konektor oleh karena itu istilah “konektor DIN” tidak jelas mengidentifikasi jenis tertentu dari suatu konektor kecuali nomor dokumen standar yang relevan dari DIN.

Spesifikasinya : 
  • Semua konektor laki-laki (colokan)
  •  Konektor ini memiliki diameter 13,2 mm 
  • Colokan terdiri dari rok logam perisai melingkar yang melindungi sejumlah pin bulat lurus.

Gambar konstruksi Din dan mini-Din

5. Speaker Spring Terminal
Speaker Spring Terminal adalah konektor listrik yang sering digunakan untuk menghubungkan komponen audio ke speaker atau amplifier. Terminal yang digunakan masing-masing terhubung ke kabel pasangannya, terminal positif mempunyai kode warna merah, sedangkan terminal negatif mempunyai kode warna hitam.
Terminal terdiri dari logam pegas yang akan terbuka jika tingkat level ditekan. Jenis terminal ini sangat populer karena tidak memerlukan konektor khusus yang diterapkan pada ujung kawat. Terminal ini dapat digunakan dengan berbagai alat pengukur kawat serta dengan baik inti padat atau kabel terdampar.

Spesifikasinya :

  •  Berbentuk kotak dan mempunyai beberapa terminal
  • Terminal positif (+) mempunyai warna merah 
  • Terminal negative (-) mempunyai warna hitam

Gambar konstruksi speaker spring terminal

6. Speakon
Speakon adalah suatu konektor yang digunakan dalam sistem audio profesional untuk menghubungkan speaker ke penguat audio dan biasanya konektor ini dirancang dengan sistem penguncian.

Spesifikasinya :
  • Mempunyai 2 pin 
  • Pin 1 untuk keluaran ke ground pada amplifier 
  • Pin 2 untuk keluaran ke positif (+) pada amplifier

7. Konfigurasi speaker

1.     Sistem 2.0
Sistem ini menggunakan 2 speaker yang diletakan di kanan dan kiri.
System Speaker 2.0 : 2 Speaker depan kiri – kanan

2.     Sistem 2.1
Sistem ini menggunakan 2 buah speaker dan ditambah 1 buah subwoofer untuk memproduksi frekuensi audio bernada bass rendah yang diletakan sesuai selera pengguna.
System Speaker 2.1 : 2 Speaker depan kiri – kanan, + 1 Subwoofer

3.     Sistem 4.1
Sistem ini menggunakan 4 buah speaker dan ditambah 1 buah subwoofer untuk memproduksi frekuensi audio bernada bass rendah. Susunan sistem ini biasanya 2 speaker berada di samping kanan dan kiri serta 2 lagi diletakan menurut selera.
System Speaker 4.1 : 2 Speaker depan kiri – kanan ,+ 2 Speaker di belakang kiri – kanan, +1 Subwoofer

4.     Sistem 5.1
Sistem ini menggunakan 5 buah speaker dan ditambah 1 buah subwoofer untuk memproduksi frekuensi audio bernada bass rendah. Susunan sistem ini sama dengan sistem sebelumnya dan penyusunanya sesuai selera.
System Speaker 5.1: 2 Speaker depan kiri – kanan, +1 Speaker center depan, +2 Speaker belakang kiri – kanan, +1 Subwoofer

5.     Sistem 7.1
Sistem ini menggunakan 7 buah speaker dan ditambah 1 buah subwoofer untuk memproduksi frekuensi audio bernada bass rendah.
System Speaker 7.1 : 2 Speaker depan kiri – kanan, +1 Speaker center depan, +2 Speaker di samping kiri – kanan, +2 Speaker di belakang kiri-kanan, +1 Subwoofer




Jenis Mikrofon dan Konektornya
Pada dasarnya mikrofon berguna untuk mengubah gelombang suara menjadi getaran listrik sinyal Analog, untuk selanjutnya diperkuat dan diolah sesuai dengan kebutuhan. Pengolahan berikutnya dengan Power Amplifier dari suara yang berintensitas rendah menjadi lebih keras dan terakhir diumpan ke speaker.

Jenis Mikrofon
1. Mikrofon karbon
Mikrofon karbon adalah mikrofon yang terbuat dari sebuah diagram logam yang terletak pada salah satu ujung kotak logam yang berbentuk silinder. Cara kerja mikrofon ini berdasarkan resistansi variable, dimana terdapat sebuah penghubung yang menghubungkan diafragma dengan butir-butir karbon di dalam mikrofon. Perubahan getaran suara yang ada akan menyebabkan nilai resistansi juga berubah sehingga mengakibatkan perubahan pada sinyal output mikrofon tersebut.
Gambar konstruksi mikrofon karbon
Gambar diagram mikrofon karbon

2. Mikrofon Reluktansi Variabel
Mikrofon Reluktansi Variabel adalah mikrofon yang terbuat dari sebuah diafragma berbahan magnetik. Cara kerjanya berdasarkan gerakan diafragma magnetik tersebut. Jika tekanan udara dalam diafragma meningkat karena adanya getaran suara, maka celah udara dalam rangkaian magnetik tersebut akan berkurang, akibatnya reluktansi semakin berkurang dan menimbulkan perubahan-perubahan magnetik yang terpusat di dalam struktur magnetik. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan perubahan sinyal yang keluar dari mikrofon.

Gambar konstruksi mikrofon reluktansi variabel
Gambar diagram mikrofon reluktansi variabel
 
 3. Mikrofon kumparan bergerak
Mikrofon Kumparan yang Bergerak adalah mikrofon yang terbuat dari kumparan induksi yang digulungkan pada silinder yang berbahan non magnetik dan dilekatkan pada diafragma, kemudian dipasang ke dalam celah udara suatu magnet permanen. Sedangkan kawat-kawat penghubung listrik direkatkan pada diafragma yang terbuat dari bahan non logam. Jika diafragma bergerak karena adanya gelombang suara yang ditangkap, maka kumparan akan bergerak maju mundur di dalam medan magnet, sehingga muncullah perubahan magnetik yang melewati kumparan dan menghasilkan sinyal listrik.

Gambar konstruksi mikrofon kumparan bergerak
Gambar diagram mikrofon kumparan bergerak

4. Mikrofon kapasitor
Mikrofon Kapasitor adalah mikrofon yang terbuat dari sebuah diafragma berbahan logam, digantungkan pada sebuah pelat logam statis dengan jarak sangat dekat, sehingga keduanya terisolasi dan menyerupai bentuk sebuah kapasitor. Adanya getaran suara mengakibatkan diafragma bergerak-gerak. Diafragma yang bergerak menimbulkan adanya perubahan jarak pemisah antara diafragma dengan pelat statis sehingga mengakibatkan berubahnya nilai kapasitansi.
Gambar konstruksi mikrofon kapasitor
Gambar diagram mikrofon kapasitor

5. Mikrofon elektret
Mikrofon Elektret adalah jenis khusus mikrofon kapasitor yang telah memiliki sumber muatan tersendiri sehingga tidak membutuhkan pencatu daya dari luar. Sumber muatan berasal dari suatu alat penyimpan muatan yang terbuat dari bahan teflon. Bahan teflon tersebut diproses sedemikian rupa sehingga mampu menangkap muatan-muatan tetap dalam jumlah besar, kemudian mempertahankannya untuk waktu yang tak terbatas. Lapisan tipis teflon dilekatkan pada pelat logam statis dan mengandung muatan-muatan negatif dalam jumlah besar. Muatan-muatan tersebut terperangkap pada satu sisi yang kemudian menimbulkan medan listrik pada celah yang berbentuk kapasitor. Getaran suara yang ada mengubah tekanan udara di dalamnya sehingga membuat jarak antara diafragma dan pelat logam statis juga berubah-ubah. Akibatnya, nilai kapasitansi berubah dan tegangan terminal mikrofon pun berubah.
Gambar konstruksi mikrofon electret

Gambar diagram mikrofon elektret

6. Mikrofon piezoelektris
Mikrofon Piezoelektris adalah mikrofon yang terbuat dari bahan kristal aktif. Bahan ini dapat menimbulkan tegangan sendiri saat menangkap adanya getaran dari luar jadi tidak membutuhkan pencatu daya. Cara kerjanya ialah kristal dipotong membentuk suatu irisan pada bidang-bidang tertentu, kemudian dilekatkan pada elektrode atau lempengan sehingga akan menunjukkan sifat-sifat piezoelektris. Kristal akan berubah bentuk bila mendapatkan suatu tekanan sehingga akan terjadi perpindahan muatan sesaat di dalam susunan kristal tersebut. Perpindahan muatan mengakibatkan adanya perbedaan potensial di antara kedua pelat-pelat lempengan. Uniknya, kristal tersebut dapat langsung menerima getaran suara tanpa harus dibentuk menjadi sebuah diafragma, sehingga respon frekuensi yang diterima akan lebih baik dari mikrofon lainnya walaupun tingkat keluarannya jauh lebih rendah, yaitu kurang dari 1 mV.
Gambar konstruksi mikrofon piezoelectric
Gambar diagram mikrofon piezoelectric

7. Mikrofon Pita
Mikrofon Pita adalah mikrofon yang terbuat dari pita yang bersifat sangat sensitif dan teliti. Cara kerja mikrofon ini berpedoman pada suatu pusat pita yaitu kertas perak metal tipis yang digantungkan pada suatu medan magnet. Getaran suara yang ditangkap menimbulkan terjadinya pergerakan pita. Gerakan tersebut mengakibatkan berubahnya medan magnet yang kemudian menghasilkan sinyal listrik. Oleh karena mikrofon pita pada awal kemunculannya merupakan mikrofon yang dapat menampilkan suara paling alami, maka industri rekaman dan siaran segera memanfaatkan mikrofon ini pada awal tahun 1930-an. Mikrofon ini tidak memerlukan pencatu daya atau baterai dalam pengoperasiannya. Pertumbuhan besar pada jenis mikrofon ini terlihat dari besarnya minat masyarakat pada rumah perekaman yang menyediakan mikrofon pita dengan kualitas tinggi seperti mikrofon buatan perusahaan.
















Sumber :

Google.com

http://en.wikipedia.org/wiki/ 

http://smk2av.wordpress.com/2013/08/31/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar